HarianPost – Pernah nggak sih kamu membayangkan Bahasa Indonesia dipakai di forum internasional, setara dengan bahasa-bahasa besar dunia? Nah, mimpi itu resmi jadi kenyataan! Baru-baru ini, Bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa resmi di UNESCO. Langkah ini bukan cuma bikin bangga, tapi juga membuka berbagai peluang strategis buat Indonesia di tingkat global.
Pengakuan ini bukan sekadar seremoni atau simbolis belaka, lho. Justru, ini adalah bukti nyata kalau diplomasi budaya Indonesia makin diakui dunia. Indonesia kini punya senjata baru di kancah internasional: soft power lewat bahasa! Bayangkan saja, saat perwakilan Indonesia berbicara di sidang UNESCO, Bahasa Indonesia bisa digunakan secara resmi. Keren banget, kan?
Tentu saja, pencapaian ini nggak datang tiba-tiba. Ada perjalanan panjang di baliknya—mulai dari diplomasi, pengajuan resolusi, hingga akhirnya disetujui secara konsensus di Sidang Pleno Konferensi Umum UNESCO ke-42 di Paris, Prancis, pada 20 November 2023. Dengan begitu, Bahasa Indonesia kini menjadi bahasa kesepuluh yang diakui sebagai bahasa resmi konferensi umum UNESCO.
Bahasa Indonesia, Senjata Soft Power Baru Indonesia
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menegaskan kalau pengakuan internasional ini adalah momentum strategis yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Menurutnya, Bahasa Indonesia kini jadi instrumen soft power yang sangat penting. Bukan cuma alat komunikasi, tapi juga cerminan martabat dan kekuatan bangsa.
Lalu berpendapat, keberhasilan ini menunjukkan posisi Indonesia yang semakin kuat di panggung dunia. Ia bilang, “Ini bukan sekadar prestasi simbolis, tapi bukti nyata diplomasi budaya kita diakui.”
Diplomasi Budaya: Jembatan Menuju Kerja Sama Global
Di era sekarang, diplomasi nggak lagi hanya soal politik atau ekonomi. Budaya—termasuk bahasa—bisa jadi jembatan untuk memperkuat posisi tawar Indonesia di forum-forum internasional. Lalu menekankan, pengakuan ini membuka peluang baru untuk diplomasi berbasis budaya dan memperkuat kerja sama di berbagai sektor, mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga pariwisata.
Misalnya, negara-negara yang mulai mempelajari Bahasa Indonesia otomatis akan melihat potensi kemitraan strategis dengan Indonesia. Entah itu untuk investasi, pertukaran pelajar, atau kolaborasi di bidang pariwisata. Bahasa Indonesia jadi pintu masuk yang ramah dan mudah dijangkau.
Menjaga Momentum: Tantangan dan Langkah Lanjutan
Namun, perjalanan belum selesai. Lalu mengingatkan, jangan sampai pengakuan internasional ini berhenti di seremoni saja. Perlu ada langkah nyata agar kualitas Bahasa Indonesia diakui secara global. Salah satunya, memastikan pengajaran Bahasa Indonesia di luar negeri punya standar yang kuat dan kredibel.
“Yang lebih penting dari seremoni adalah tindak lanjutnya. Literasi masyarakat di dalam negeri juga harus terus ditingkatkan, supaya kualitas Bahasa Indonesia semakin diakui dunia,” ujar Lalu.
Bahasa Jadi Identitas dan Kekuatan Bangsa
Bahasa memang bukan cuma alat komunikasi, tapi juga identitas bangsa. Di balik setiap kata yang kita ucapkan, ada nilai, sejarah, dan kebanggaan. Keberhasilan Bahasa Indonesia menembus panggung dunia harus dimanfaatkan sebagai kekuatan lunak (soft power) yang memperkuat diplomasi, ekonomi kreatif, dan identitas nasional kita.
Bayangkan, kalau kamu bertemu mahasiswa luar negeri yang fasih ngobrol menggunakan Bahasa Indonesia. Atau, ada konferensi internasional yang memakai Bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa pengantarnya. Tentu rasa bangga itu nggak bisa diukur dengan materi.
Fakta Penting: Bahasa Indonesia di Panggung UNESCO
Pengakuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi UNESCO terjadi pada Sidang Pleno Konferensi Umum UNESCO ke-42, tepatnya tanggal 20 November 2023 di Paris. Dalam sidang itu, permohonan Indonesia lewat Resolusi 42 C/28 diterima secara konsensus. Bahasa Indonesia pun bergabung bersama sembilan bahasa lain yang sudah lebih dulu diakui sebagai bahasa resmi UNESCO.
Menariknya, status ini bukan cuma prestise, tapi juga punya manfaat konkret. Mulai dari dokumen resmi hingga pidato dalam forum UNESCO bisa diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Ini juga memudahkan masyarakat Indonesia yang aktif di dunia internasional untuk menyuarakan gagasan tanpa hambatan bahasa.
Cerita Mini: Ketika Bahasa Jadi Jembatan
Coba bayangkan, seorang mahasiswa Indonesia mengikuti konferensi pendidikan di Paris. Ia berpidato menggunakan Bahasa Indonesia, didengarkan delegasi dari berbagai negara. Bahasa Indonesia yang awalnya terdengar asing, kini jadi perhatian. Setelah konferensi, beberapa peserta dari negara lain tertarik belajar Bahasa Indonesia dan berharap bisa berkolaborasi dengan universitas di tanah air. Di sinilah bahasa berubah jadi jembatan, menghubungkan kesempatan dan persahabatan lintas bangsa.
Kesimpulan: Saatnya Indonesia Percaya Diri di Kancah Global
Pengakuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di UNESCO adalah bukti bahwa Indonesia makin diperhitungkan dalam dunia internasional. Namun, tugas kita nggak berhenti sampai di sini. Jangan puas hanya dengan pengakuan, tapi jadikan momen ini sebagai pemicu untuk terus meningkatkan kualitas literasi, pengajaran, dan promosi Bahasa Indonesia di luar negeri.
Mari manfaatkan momentum emas ini. Bahasa Indonesia punya potensi besar sebagai jembatan budaya, ekonomi, hingga pendidikan. Yuk, kita bangga dan terus kembangkan Bahasa Indonesia agar makin mendunia!








